Selasa, 10 Mei 2011

Kerangka Karangan

1. Pengertian
Kerangka karangan merupakan rencana penulisan yang memuat garis- garis besar dari suatu karangan yang akan digarap, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur.

2. Manfaat Kerangka Karangan
a. Untuk menjamin penulisan bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah
b. Untuk menyusun karangan secara teratur.
Kerangka karangan membantu penulis untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekilas pandang, sehingga dapat dipastikan apakah susunan dan hubungan timbal-balik antara gagasan-gagasan itu sudah tepat, apakah gagasan-gagasan itu sudah disajikan dengan baik, harmonis dalam perimbangannya.
c. Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda. Setiap tulisan dikembangkan menuju ke satu klimaks tertentu. Namun sebelum mencapai klimaks dari seluruh karangan itu, terdapat sejumlah bagian yang berbeda-beda kepentingannya terhadap klimaks utama tadi. Tiap bagian juga mempunyai klimaks tersendiri dalam bagiannya. Supaya pembaca dapat terpikat secara terus menerus menuju kepada klimaks utama, maka susunan bagian-bagian harus diatur pula sekian macam sehingga tercapai klimaks yang berbeda-beda yang dapat memikat perhatian pembaca.
d. Menghindari penggarapan topik dua kali atau lebih. Ada kemungkinan suatu bagian perlu dibicarakan dua kali atau lebih, sesuai kebutuhan tiap bagian dari karangan itu. Namun penggarapan suatu topik sampai dua kali atau lebih tidak perlu, karena hal itu hanya akan membawa efek yang tidak menguntungkan; misalnya, bila penulis tidak sadar betul maka pendapatnya mengenai topik yang sama pada bagian terdahulu berbeda dengan yang diutarakan pada bagian kemudian, atau bahkan bertentangan satu sama lain. Hal yang demikian ini tidak dapat diterima. Di pihak lain menggarap suatu topik lebih dari satu kali hanya membuang waktu, tenaga, dan materi. Kalau memang tidak dapat dihindari maka penulis harus menetapkan pada bagian mana topik tadi akan diuraikan, sedangkan di bagian lain cukup dengan menunjuk kepada bagian tadi.
e. Memudahkan penulis mencari materi pembantu.
Dengan mempergunakan rincian-rincian dalam kerangka karangan penulis akan dengan mudah mencari data-data atau fakta-fakta untuk memperjelas atau membuktikan pendapatnya. Atau data dan fakta yang telah dikumpulkan itu akan dipergunakan di bagian mana dalam karangannya itu.

3. Pola Susunan Kerangka Karangan
a. Pola Alamiah
Susunan atau pola alamiah adalah suatu urutan unit-unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan yang nyata di alam. Sebab itu susunan alamiah dapat dibagi lagi menjadi tiga bagian utama, yaitu berdasar urutan ruang, urutan waktu, dan urutan topik yang ada.
1) berdasar urutan ruang
2) berdasar urutan waktu
3) berdasar urutan topik yang ada
b. Pola Logis
Pola logis berdasar urutan:
1) klimaks – anti klimaks
Topik: Banjir
Tujuan: Untuk mengetahui akibat banjir
Tema: Banjir dan akibatnya


I. MUSIM PENGHUJAN MULAI
II. PENGGUNDULAN HUTAN
III. EROSI DI MANA-MANA
IV. PENDANGKALAN SUNGAI
V. MUSIBAH BANJIR
VI. PENDERITAAN MASYARAKAT
2) umum – khusus
Topik: Pendidikan
Tujuan: Untuk mengetahui pendidikan di masyarakat
Tema: Pendidikan di masyarakat
I. PENDIDIKAN DALAM LINGKUNGAN MASYARAKAT SECARA UMUM
II. PENDIDIKAN DALAM MASYARAKAT PERKOTAAN
III. PENDIDIKAN DI MASYARAKAT T PEDESAAN
IV. PENDIDIKAN PADA GENERASI MUDA
3) sebab – akibat
Topik: Premanisme di Jakarta
I. PERTUMBUHAN EKONOMI YANG TERSENDAT
II. INDUSTRI TUTUP KARENA BAHAN BAKAR LANGKA
III. LAPANGAN KERJA MENCIUT
IV. MENCARI UANG DENGAN CARA MUDAH

4) proses
5) dan lain-lain.

Agar tingkatan-tingkatan jelas hubungannya, dipergunakan simbol-simbol dan tipografi yang konsisten bagi tingkat yang sederajat.
Simbol-simbol berupa:
Topik tingkat 1: angka Romawi I, II, dan seterusnya
Topik tingkat 2: huruf kapital A, B, dan seterusnya
Topik tingkat 3: angka Arab 1, 2, dan seterusnya
Topik tingkat 4: huruf kecil a, b, dan seterusnya
Topik tingkat 5: angka Arab dalam kurung (1), (2) , dan seterusnya
Topik tingkat 6: huruf kecil dalam kurung (a), (b), dan seterusnya
Simbol-simbol harus ditempatkan sedemikan rupa sehingga mudah terlihat.
Letak tipografinya sbb.:
I. …………
A. ……..
1. ………
a. ……..
(1) ……….
(a) ……..

Semakin penting atau tinggi sebuah unit, semakin ke kiri tempatnya. Semakin
kurang penting atau rendah unitnya, semakin ke kanan tempatnya.
Dapat pula disusun sbb.:
Topik tingkat 1: angka Arab 1. (dengan titik)
Topik tingkat 2: Angka Arab 1.1 (tanpa titik)
Topik tingkat 3: angka Arab 1.1.1 (tanpa titik)
Topik tingkat 4: angka Arab 1.1.1.1 (tanpa titik)
Topik tingkat 5: angka Arab 1.1.1.1.1. (tanpa titik)
Topik tingkat 6: angka Arab 1.1.1.1.1.1 (tanpa titik)

Kerangka karangan terbagi 2, yaitu:

1.kerangka karangan formal
contoh :
Topik : Pengembangan Sistem Telekomunikasi
Judul : Pengembangan Sistem Telekomunikasi di Indonesia
Tujuan : memperoleh jenis sistem telekomunikasi yang tepat dan cocok untuk dipakai di Indonesia
Rumusan Masalah : Sistem telekomunikasi apa yang sesuai atau tepat digunakan di Indonesia untuk menjangkau seluruh wilayah Indonesia sehingga kebutuhan masyarakat akan telekomunikasi dapat terpenuhi.

Aspek yang Diteliti :
a. Keadaan wilayah Indonesia
b. Kebutuhan masyarakat akan telekomunikasi
c. Berbagai jenis sistem telekomunikasi
d. Sistem-sistem telekomunikasi yang telah ada di Indonesia
e. Keadaan telekomunikasi di Indonesia saat ini
f. Hal-hal yang diperlukan untuk mengembangkan telekomunikasi di Indonesia
g. Kendala yang dihadapi dalam pengembangan telekomunikasi di Indonesia.

2.kerangka karangan informal
Contoh
Topik : ramalan cuaca
Tema : meningkatkan kualitas peramalan cuaca dengan metode DRIR (Direct Readout Infra Red)
Tesis : Kualitas peramalan cuaca akan dapat ditingkatkan dengan menggunakan metode DRIR, yaitu dengan mencatat data radiasi sinar infra merah dari satelit sehingga bisa diketahui distribusi temperatur tiap permukaan bumi.
Judul : DRIR metode canggih dalam Meramalkan Cuaca
Contoh
Topik : Banjir di Bandung Selatan
Tema : Apakah sebab-sebab terjadinya banjir dan bagaimanakah cara mengatasi akibat banjir tsb

Judul : Penanggulangan Akibat Banjir di Bandung Selatan
Dua cara menyusun kerangka karangan cara langsung, ide-ide utama yang akan dikemukakan, langsung disusun menurut urutan dan tingkatan pada bab-bab. Cara bertahap/bertingkat, ide-ide lebih terinci dan tersusun
Cara Bertingkat/Bertahap
a. curah ide/inventarisasi ide, berpatokan pada judul dan tujuan penulisan (tujuan objektif) tanpa disaring
b. penyeleksian ide/pengoreksian/penyempurnaan/inventarisasi ide-ide yang telah dikumpulkan dikoreksi bila ada yang menyimpang dibetulkan bila ada yang kurang ditambahkan
c. pengelompokkan ide (yang sejenis) ide-ide dikelompokkan menurut jenis/tingkatan disusun per bab/anak bab à diberi judul yang sesuai
contoh :
Judul “Sistem Pengamanan yang Kurang efektif terhadap Meningkatnya kejahatan”
d. penyusunan urutan ide dalam kelompok,lalu diberi judul
e. penyusunan urutan kelompok

1 komentar: